Minggu, 08 September 2013

Bahaya Inflasi Terhadap Keuangan Anda


Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum. Meningkatnya harga ini berkaitan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain harga bahan bakar yang naik, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Inflasi disebut juga sebagai menurunnya nilai mata uang atau menurunnya daya beli masyarakat. Bahan Bakar Minyak (BBM) yang meningkat akan menyebabkan berbagai biaya naik juga. Bahkan singkatan BBM  bisa diplesetkan menjadi Beban Biaya Meningkat.
Saya masih ingat pada tahun 1999, harga rumah (Landed) di Jakarta masih sekitar Rp.100 juta s/d Rp.200 juta. Dan kita bisa lihat sendiri berapa harga rumah di Jakarta.
Tabungan seperti deposito menghasilkan bunga, namun anda harus menyadari bahwa  tingkat inflasi yang lebih tinggi daripada bunga yang anda terima, jadinya nilai uang anda tetap saja menurun. Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Bagi masyarakat yang memiliki penghasilan tetap, inflasi sangat merugikan. Misalnya seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.
Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Hal ini berarti uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sedangkan dirinya tidak lagi mempunyai pekerjaan seperti dulu.
Sumber: Wikipedia
Apa dampak inflasi terhadap Uang Pertanggungan asuransi jiwa dan kesehatan? Di tahun 1999, Uang Pertanggungan dari asuransi jiwa sebesar Rp.100 juta sangat membantu keuangan keluarga.
Tapi jika uang pertanggungan tersebut tidak disesuaikan dengan jamannya yang sudah berubah, maka uang tersebut tidak lagi mempunyai daya bantu sebaik dahulu.
Selebihnya, biaya rawat inap di rumah sakit juga sudah pasti meningkat sesuai dengan inflasi. Paket kartu rumah sakit yang sebelumnya berkelas tinggi menjadi turun kelas. Bukan harga asuransi yang menjadi mahal, akan tetapi inflasilah yang membuat harga barang meningkat.
Kita semua tidak dapat mengubah arah angin berhembus. Namun kita dapat menyesuaikan layar kita sesuai dengan arah angin.
Kita semua perlu belajar untuk mempunyai pemahaman keuangan, memantau perubahan, menyesuaikan strategi keuangan dengan baik sehingga masa depan kita semua akan menjadi lebih terjamin.

Sumber : http://erwinwong.blog.com/?p=27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar